Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Andai Waktu Bisa Diulang, Radja Nainggolan Berhasrat Bela Timnas Indonesia

Andai Waktu Bisa Diulang, Radja Nainggolan Berhasrat Bela Timnas Indonesia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-30 13:30:02
Dilihat:10 Pujian
Reaksi kecewa pemain Bhayangkara FC, Radja Nainggolan saat menghadapi PSS Sleman pada laga pekan ke-25 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - Mantan gelandang Timnas Belgia, Radja Nainggolan, ternyata menyimpan keinginan yang besar untuk memperkuat Timnas Indonesia. Hasrat semacam itu muncul karena merasakan respek yang luar biasa selama di Indonesia.

Keinginan itu disampaikan Radja ketika menjalani sesi bincang-bincang di kanal YouTube Junior Vertongen. Jika waktu bisa diulang, pemain berusia 37 tahun itu akan memilih Timnas Indonesia ketimbang Belgia.

“Tentu saja, saya terkadang ingin memilih untuk bermain bersama Timnas Indonesia. Di momen sekarang, saya bisa mengatakan hal itu setiap hari,” kata Radja seperti dikutip dari kanal YouTube Junior Vertongen.

Peluang Radja Nainggolan untuk memperkuat skuad Garuda sebetulnya terbuka lebar. Sebab, pemain kelahiran Antwerp, Belgia, ini berstatus eligible karena ayahnya, Marianus Nainggolan, berasal dari Batak Toba.

 


Merasa Dihormati

Pemain Bhayangkara FC, Radja Nainggolan bersiap melepaskan tendangan saat menghadapi PSS Sleman pada laga pekan ke-25 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut Radja, salah satu hal yang mendorongnya tertarik memperkuat Timnas Indonesia ialah respek yang diberikan selama berada di sana. Awalnya, dia bermain untuk Bhayangkara FC pada musim 2023/2024.

“Ini bukan karena saya memiliki masalah apa pun dengan Belgia, karena saya menghabiskan semua dari level junior bersama Timnas Belgia. Namun, jika mempertimbangkan respek yang dapat di Indonesia, saya lebih memilih Timnas Indonesia 100 persen,” katanya.

Radja juga mengakui apabila dirinya sangat mengikuti kiprah Timnas Indonesia. Apalagi, dia pernah ditunjuk PSSI sebagai brand ambassador untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 bersama Sabreena Dressler.

“Tentu saja saya mengikuti kiprah Timnas Indonesia, karena saya juga pernah menjadi ambassador di sana juga. Saya juga diperlakukan dengan penuh respek selama berada di Indonesia,” ucap dia.

 


Didepak dari Timnas Belgia

Gelandang timnas Belgia, Radja Nainggolan (kanan) berduel udara dengan pemain Israel, Tomer Hemed, pada laga kualifikas Euro 2016 Grup B, di Stadion king Baudouin (13/10/2015). Belgia mengandalkan agresivitas lini tengah untuk berprestasi maksial di Pranc

Pemain yang pernah menjuarai Serie A bersama Inter Milan pada 2020/2021 itu merasa bahwa kontribusinya untuk Timnas Belgia masih kurang, meskipun dia sempat menjadi andalan utama di ajang Euro 2016.

“Saya hanya bisa memberikan sedikit kontribusi untuk Timnas Belgia dari apa yang sebetulnya saya bisa berikan. Sejujurnya, itu bukan karena pilihan saya, tetapi karena Wilmots memutuskan untuk tidak memilih saya sebagai starter,” katanya.

Sayangnya, meski jadi salah satu pemain yang bersinar di Euro, Radja malah tersisih dari Timnas Belgia, terutama dengan masuknya Roberto Martinez yang ditunjuk sebagai nakhoda baru tim beralias The Red Revils itu.

“Padahal, saya pikir di Euro 2016 ketika itu, saya adalah salah satu pemain yang lebih baik. Namun, kemudian saya didepak oleh Martinez tanpa alasan. Saya rasa, alasan-alasan lainnya hanya omong kosong,” ujar dia.

 


Gara-Gara Martinez

Sampai sekarang, Radja merasa masih sangat kecewa dengan keputusan Martinez yang menyisihkannya dari Timnas Belgia. Menurutnya, kejatuhan The Red Devils dimulai ketika Martinez mengambil alih kursi pelatih kepala.

“Sisanya hanya omong kosong dan akan selamanya begitu. Bagi saya, Martinez bukanlah pesepak bola dan dia pelatih yang buruk. Terutama untuk orang yang bilang dia pelatih bagus, menurut saya itu hanyalah orang-orang yang tidak paham sepak bola.”

“Sebab, bagi saya, pelatih yang baik adalah seseorang yang memberikan tim sebuah ide. Dan ketika Martinez menjadi pelatih Timnas Belgia, saat itu tidak ada lagi ide yang diberikan,” ujar pemain yang empat kali beruntun masuk Serie A Team of The Year itu.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}