
Jakarta - Mantan pemain Timnas Indonesia, Ismed Sofyan, masih mengenang sepenuhnya momen-momen tak terlupakan saat masih aktif memperkuat skuad Merah Putih di berbagai ajang internasional.
Satu di antara kenangan terindah yang masih melekat kuat di ingatan Ismed Sofyan ialah momen debutnya bersama Timnas Indonesia. Pasalnya, ada rentetan sejarah besar yang kemudian mengiringi perjalanan kariernya bersama skuad Garuda.
Ismed mengatakan, dia akhirnya bisa mendapatkan kesempatan memperkuat skuad Garuda di usianya yang belum genap 20 tahun. Ketika itu, bek legendaris Persija Jakarta ini dipanggil untuk mengikuti persiapan menuju ajang Piala Asia 2000.
"Salah satu momen yang tidak pernah saya lupakan adalah debut saya bersama Timnas Indonesia. Laga debut itu terjadi sekitar tahun 1999-2000 menjelang Piala Asia 2000," kata Ismed Sofyan dikutip dari kanal YouTube "Capt Hamka".
"Ketika itu, kami menggelar persiapan di Jakarta dengan menghadapi Piala Kemerdekaan di SUGBK. Kebetulan, ketika itu kami lolos ke partai final dan melawan Irak. Itu debut saya bersama tim nasional," tambahnya.
Persaingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa memanas! Italia dipermalukan Norwegia, Portugal pesta gol tanpa Ronaldo, dan dua negara itu resmi mengamankan tiket putaran final.
Kemenangan Bersejarah

Momen debut yang diukir pria kelahiran Aceh Tamiang ini makin manis karena Timnas Indonesia berhasil menjuarai Piala Kemerdekaan 2000 seusai menumbangkan Timnas Irak tiga gol tanpa balas di partai final.
"Alhamdulillah, kami bisa menang 3-0 melawan Irak dan akhirnya meraih gelar juara Piala Kemerdekaan. Saya debut dan mengukir laga paling pertama ya di kejuaraan itu, dari penyisihan, semifinal, hingga final," kata Ismed.
Kemenangan atas Singa Mesopotamia ini bisa diraih lewat gol yang dicetak oleh Aji Santoso, Bima Sakti, dan Gendut Doni, dalam duel yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, 3 September 2000.
Sebagai informasi, ini menjadi satu-satunya kemenangan yang bisa diraih Timnas Indonesia atas Irak. Sebab, sejak partai yang berlangsung 25 tahun silam itu, skuad Garuda sudah tak pernah menang lagi atas Singa Mesopotamia.
Bersaing dengan Legenda

Potensi besar yang dimiliki Ismed memang sudah diakui ketika itu. Sebagai pemain yang masih muda, dia berhasil bersaing dengan deretan pemain senior yang sudah lama jadi langganan Timnas Indonesia.
Sebut saja Aji Santoso hingga Anang Maruf, yang sama-sama jadi opsi terbaik di pos bek kanan. Lantaran ketatnya persaingan ini, Ismed pun harus beberapa kali digeser ke pos bek kiri oleh pelatihnya ketika itu.
"Saat itu di posisi bek kanan itu ada tiga pemain, yakni Coach Aji Santoso, Anang Maruf, dan saya. Jadi, kalau Coach Aji bermain, saya digeser menjadi bek kiri. Kalau Anang bermain, saya dipasang di kanan. Jadi, saya harus bermain di pos kiri dan kanan," ungkapnya.
Bisa dibilang, tahun 2000 ini memang jadi momentum regenerasi di pos bek kanan. Anang yang telah memperkuat Timnas Indonesia sejak 1995 dan Aji Santoso yang bermain sejak 1990, kelak digantikan Ismed yang mulai jadi andalan pada 2000.
Pilihan Utama di Piala Asia 2000

Setelah momen debut itu, nama Ismed Sofyan kembali masuk jajaran pemain yang dibawa untuk menggelar pemusatan latihan (TC) di luar negeri hingga menjadi pilihan utama pelatih Nandar Iskandar di Piala Asia 2000.
Dari tiga pertandingan Grup B ketika itu, Ismed selalu bermain sebagai starter dan tidak tergantikan. Sayangnya, hasil yang diraih skuad Garuda tak cukup istimewa karena hanya bisa meraup satu poin dari tiga laga.
"Setelah Piala Kemerdekaan itu, Anang Maruf mengundurkan diri. Saya tidak tahu, entah karena sakit atau cedera. Lalu, kami menggelar TC di luar negeri untuk persiapan Piala Asia 2000. Karena Anang tidak ada, saya yang jadi pilihan di bek kanan," katanya.
Sejak saat itu, pria yang akrab disapa Bang Haji ini tampil cukup reguler bersama skuad Garuda. Selama 10 tahun memperkuat Timnas Indonesia, Ismed telah menghasilkan total 54 penampilan di berbagai ajang.
