Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Pengamat: Kedalaman Skuad dan Hasil 2 Kali Lawan Mali Jadi Modal Besar Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025

Pengamat: Kedalaman Skuad dan Hasil 2 Kali Lawan Mali Jadi Modal Besar Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-21 16:30:02
Dilihat:3 Pujian
Pemain Timnas Indonesia U-22, Rivaldo Pakpahan, berebut bola dengan pemain Timnas Mali U-22, Hamidou Makalou pada laga ujicoba yang digelar di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Selasa (18/11/2025) pukul 20.00 WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - Pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan, memiliki pandangan yang cukup menarik mengenai potensi Timnas Indonesia U-22 yang akan menghadapi persaingan di SEA Games 2025. Menurutnya, Tim Garuda Muda punya kesempatan mempertahankan medali emas.

Timnas Indonesia U-22 menatap SEA Games 2025 sebagai juara bertahan, dan tergabung di Grup C bersama Myanmar, Filipina, serta Singapura. Ajang multievent dua tahunan itu akan berlangsung di Thailand pada 3-18 Desember 2025.

Timnas Indonesia U-22 belum lama ini menggelar uji coba melawan tim kuat Mali U-22 di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Hasilnya, skuad Garuda Muda menelan kekalahan 0-3 dan menahan 2-2 lawannya dalam dua kali uji coba.

Yusuf Kurniawan cukup terpukau melihat beberapa hal di Timnas Indonesia U-22 yang menunjukkan tanda-tanda menggembirakan.

"Bicara permainan kita, suka enggak suka harus diakui ada progres ya. Ada progres sebenarnya, meski dari hasil sama aja ketika ketika melawan India bulan lalu," tutur Yusuf Kurniawan dalam obrolan di Kanal YouTube Liputan6.

"Tapi dari progres permainan kelihatan perubahannya sangat signifikan. Kita banyak opsi dibanding ketika uji coba lawan India. Opsi dalam konteks karena materi pemainnya lebih kaya, lebih punya pilihan posisi. Kualitasnya juga kita harus akui bertambah dari era pelatih Gerald Vanenburg," lanjut pria yang akrab disapa Yuke.

 


Peran Pemain Diaspora

Seleberasi Mauro Zijlstra usai berhasil mencetak gol pertama Timnas Indonesia U-22 pada laga ujicoba melawan Mali U-22 yang digelar di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Selasa (18/11/2025) pukul 20.00 WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Yuke menambahkan, skuad Timnas Indonesia U-22 yang saat ini dipegang Indra Sjafri lebih kaya. Termasuk hadirnya pemain naturalisasi semacam Ivar Jenner dan Mauro Zijlstra yang menambah kekuatan antarlini.

Berbeda dengan skuad era Vanenburg yang diakuinya cukup minim pilihannya, dengan kualitas sangat terbatas. Ditambah lagi dengan misi Timnas Indonesia U-22 yang berhasrat mempertahankan medali emas seperti di Kamboja dua tahun lalu.

"Mempertahankan gelar itu itu enggak mudah, enggak gampang. Lawan-lawan Sudah baca kita juga. Apalagi kalau SEA Games itu kan timnya ganti setiap edisi, karena kelompok umur. Jadi harus ada nilai tambah dari skuad yang kita miliki," tutur Yuke.

"Akhirnya benar datang pemain-pemain diaspora ini dan kelihatan perubahannya sangat signifikan dibanding ketika laga lawan India. Itu kan benar-benar peninggalan dari skuadnya Vanemburg. Kalau masih mempertahankan skuad Gerard Vanendburg yang notabene sebagian besar pemain domestik itu secara mental akan berat untuk mengangkatnya," tambah dia.

 


Pelajaran dari Mali

Mauro Zijlstra mencoba menggapai bola saat pertandingan Timnas Indonesia U-22 melawan Mali U-22 yang dilangsungkan di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
 

Uji coba terakhir melawan Mali diakui Yuke juga sangat membantu Timnas Indonesia U-22 dalam mematangkan segala sesuatunya sebelum SEA Games bulan depan. Ia sempat terkejut mendengar kenapa Indra Sjafri memilih Mali sebagai lawan dalam uji coba.

Ternyata keputusa itu dianggap tepat karena Mali secara kualitas ada di atas Indonesia dan bisa mendapat pembelajaran dari dua pertandingan kemarin.

"Saya sebelumnya agak pesimis kenapa Mali yang dipilih jadi lawannya, apalagi ini tim baru transisi dari era Vanenburg ke Indra Sjafri. Ternyata masuk akal juga karena tidak ada banyak kesempatan lagi buat uji coba."

"Harus diakui progresnya sangat bagus, bagaimana perubahan strategi taktikal yang dilakukan oleh Indra Sjafri dari dua laga itu yang menunjukkan bahwa tim ini punya banyak variasi. Sebelumnya pakai 4-3-3 misalnya, terus kemarin pakai 3-4-3 dan suddah kelihatan berubah cara mainnya."

"Terus kemudian dari peran-peran pemain-pemain tertentu menunjukkan progres. Kita punya banyak opsi ya. Ternyata Ivar Jenner enggak cuma bisa bermain sebagai nomor 6 tapi juga menjadi gelandang jangkar dengan Rivaldo Pakpahan," jelasnya.

 


Banyak Hal Baru

Selain itu, diakui Yuke, bahwa Indra Sjafri semkain punya banyak pemain-pemain yang lebih cocok di posisi lain selama ini. Ia mencontohkan perubahan skema permainan dari 3-4-3 ke 5-3-2 yang muncul hal-hal positif ya dari apa pengayaan opsi permainan pelatih Indra Sjafri.

"Kita juga punya dapat temuan-temuan taktik yang bagus ya. Misalnya ternyata Dony Tri Pamungkas itu main sebagai penyerang sayap itu lebih tajam ya, lebih banyak menghadirkan bahaya ke pertahanan lawan. Lebih membahayakan. lebih membahayakan," ungkap Yuke.

"Lalu ternyata Raka Cayana ini punya kemampuan untuk overlapping yang bagus di kanan, artinya kita enggak cuma bisa mengandalkan sektor kiri. Begitu juga dengan Ricky Pratama yang ternyata bagus, beda saat era Vanenburg yang enggak kelihatan menonjol."

"Raka Cahyana bisa bermain kombinasi yang begitu smooth. Dalam uji coba yang kedua lawan Mali, seiring perubahan taktikal, perubahan positioning pemain juga ternyata kita bisa tuh menjadikan Mauro Zijlstra sebagai tujuan," tegasnya.

Sumber: Kanal Youtube Liputan 6

 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}