Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Cerita Dirtek PSSI yang Loloskan Yordania ke Piala Dunia 2026: Istri dan Putrinya Orang Indonesia, Pernah Tinggal di Karawaci

Cerita Dirtek PSSI yang Loloskan Yordania ke Piala Dunia 2026: Istri dan Putrinya Orang Indonesia, Pernah Tinggal di Karawaci

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-26 19:30:03
Dilihat:4 Pujian
Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers. (Bola.com/Muhammad Adi Yaksa).

Jakarta - Raut wajah Alexander Zwiers terlihat hangat ketika menaiki panggung Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025), tempat konferensi pers untuk memperkenalkan Direktur Teknik PSSI.

Bagi pria asal Belanda itu, negeri ini bukanlah tempat asing. Baginya, Indonesia adalah rumah kedua. "Terima kasih banyak untuk sambutan yang hangat. Saya merasa seperti pulang ke rumah," ujar Zwiers.

Ikatan Zwiers dengan Indonesia memang begitu kuat. Selama 25 tahun ia hidup bersama istrinya yang berasal dari Indonesia.

Dari pernikahan itu, lahirlah seorang putri di Indonesia. Pada beberapa tahun lalu, ketiganya sempat menetap di Karawaci, Tangerang.

"Saya dan keluarga pernah tinggal di Lippo Karawaci selama empat tahun. Setelah lima tahun di Belanda, kami merindukan kehangatan Indonesia. Maka kami putuskan untuk kembali. Ini kisah yang istimewa," kata Zwiers.


Pengalaman Panjang

Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers. (Bola.com/Muhammad Adi Yaksa).

Di balik kisah keluarganya, Zwiers adalah pribadi dengan pengalaman panjang di dunia sepak bola. Sejak 2001, ia telah berkeliling dunia, bekerja di delapan negara berbeda. Timur Tengah menjadi wilayah yang paling lama ia singgahi.

Dia pernah menjadi bagian dari proyek sepak bola di Qatar, Uni Emirat Arab, hingga Arab Saudi. Zwiers juga sempat melanglang buana ke Meksiko, terlibat dalam program Jordi Cruyff Football. Setelah itu, ia bekerja di Kazakhstan, kembali ke UEA, sebelum hijrah ke Yordania pada 2019.

Di Yordania, perjalanan panjangnya mencapai puncak. Selama empat tahun, ia menjadi Direktur Teknik Federasi Sepak Bola Yordania (JFA) yang berbuah dua capaian manis, runner-up Piala Asia 2023 dan lolos ke Piala Dunia 2026.

Namun, keberhasilan itu tidak dianggapnya sebagai prestasi pribadi. Dia lebih suka menyebutnya hasil kolaborasi. "Ini bukan soal saya, ini tentang kita. Tentang orang lokal, organisasi, dan sistem yang dibangun bersama," ucap Zwiers.


Hasil Kerja di Yordania

Bersama timnya, ia merancang jalur pembinaan pemain muda. Pusat-pusat talenta regional didirikan. Tim nasional usia muda diselaraskan dengan tim senior. Hasilnya, 11 pemain muda mendapat kesempatan debut di timnas senior.

Selain itu, jumlah pemain muda di Yordania meningkat pesat. Dalam enam tahun, lebih dari 4.000 anak masuk ke dalam piramida sepak bola. "Sepak bola bukan hanya soal prestasi. Sepak bola menyatukan masyarakat, membangun kesehatan, dan memberi anak-anak kesempatan bermain," imbuhnya.

Program lain yang ia kembangkan adalah sistem kepelatihan. Jumlah pelatih bertambah, kualitasnya meningkat, mulai dari akar rumput hingga profesional. Spesialisasi baru juga diperkenalkan, seperti pelatih fisik dan analis performa.

"Semua itu lahir dari kebersamaan. Dari rapat, mendengarkan bersama, dan membentuk sepak bola bersama. Itulah yang membuat cerita ini unik," jelasnya.


Bangga

Kini, pengalaman itu dibawa Zwiers ke Indonesia. Baginya, kesempatan ini bukan sekadar pekerjaan baru, tetapi juga misi hidup.

"Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari sistem sepak bola Indonesia. Ini mimpi sekaligus misi hidup bagi saya," ungkapnya.

Dengan latar belakang keluarga Indonesia dan pengalaman panjang di kancah internasional, Zwiers berharap bisa memberikan kontribusi nyata selama empat tahun ke depan sesuai dengan kontraknya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}